Banjir Brutal Bali: Kerusakan dan Korban Jiwa Meningkat

Banjir Bali yang dipicu hujan deras telah menelan korban jiwa dan menimbulkan kerusakan luas, terutama di kota Denpasar, Jembrana, Gianyar, Badung, dan Tabanan.
Banjir Bali yang dipicu hujan deras telah menelan korban jiwa dan menimbulkan kerusakan luas, terutama di kota Denpasar, Jembrana, Gianyar, Badung, dan Tabanan.
banner 468x60

Banjir Bali: Kerusakan Parah dan Korban Jiwa Menyentak Hati

disapedia.com Baru-baru ini, Pulau Bali kembali dihantam bencana banjir bandang yang cukup parah. Banjir ini memicu kerusakan bangunan, hilangnya fasilitas publik dan pribadi, serta korban jiwa. Hujan deras yang terjadi selama dua hari berturut-turut menimbulkan banjir di sejumlah wilayah, termasuk Denpasar, Jembrana, Gianyar, Badung, dan Tabanan. Sayangnya, hingga saat ini dilaporkan sembilan orang meninggal dunia, sementara beberapa lainnya masih dinyatakan hilang.


Kronologi dan Skala Dampak Banjir

Pertama-tama, berdasarkan laporan resmi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan sumber-sumber lainnya, hujan deras mulai mengguyur Bali sejak Selasa (9 September 2025) malam hingga Rabu (10 September) pagi. Akibatnya, sungai di beberapa titik meluap serta ratusan permukiman terendam.

Bacaan Lainnya
banner 300x250

Sebagai contoh, di Denpasar ditemukan korban tewas karena tersetrum listrik maupun terkepung arus deras. Seorang ibu hamil bernama Nita Kumalasari (23) terseret arus di Jembrana dan meninggal dunia.Selain itu, beberapa ruko di Denpasar dan kawasan heritage seperti Pasar Badung, Pasar Seni Kumbasari mengalami kerusakan berat akibat banjir dan longsor.

Secara total, ada 9 orang tewas dan 6 orang hilang akibat banjir ini. Pemerintah menetapkan status tanggap darurat bencana selama satu minggu demi mempercepat proses evakuasi dan penanganan.


Kerusakan Infrastruktur dan Dampak Warga

Lebih lanjut, kerusakan yang terjadi tidak hanya pada bangunan rumah atau ruko, tetapi juga fasilitas publik. Jalan utama yang menghubungkan Denpasar-Gilimanuk lumpuh total akibat terendam. Aliran listrik pun sempat terganggu di sejumlah titik karena kabel putus dan kontak dengan air.

Di kawasan wisata seperti Legian, Seminyak, dan Kuta, banyak penginapan serta restoran tergenang. Bahkan akses ke Bandara Ngurah Rai menjadi sangat terbatas, sehingga transportasi terganggu serius.

Tidak hanya itu, di wilayah heritage Denpasar banyak toko elektronik, kios tekstil, dan barang dagangan lainnya hanyut oleh arus, sementara lumpur tebal menyisakan kerusakan yang mempercepat penurunan ekonomi lokal.


Korban Jiwa dan Kondisi Darurat

Dari sembilan korban yang meninggal, lima di antaranya berada di Denpasar, satu di Badung, dua di Jembrana, dan satu di Gianyar. Di antaranya terdapat ibu hamil, tukang makan di pasar, serta warga yang terkena musibah tersetrum listrik.

Kini, banyak keluarga terdampak harus tinggal di pengungsian sementara, sedangkan unit-unit tanggap darurat sedang dikerahkan untuk perbaikan dan distribusi bantuan. Status tanggap darurat satu minggu menetapkan kewenangan bagi BNPB dan pemerintah daerah untuk menerapkan langkah-langkah cepat seperti evakuasi, distribusi logistik, hingga perbaikan infrastruktur rusak.


Penyebab Banjir dan Peran Pemerintah

Banjir ini dipicu oleh kombinasi faktor:

  1. Curah hujan ekstrem yang diprediksi oleh BMKG selama dua hari penuh;

  2. Drainase buruk dan sungai yang sempit sehingga air cepat meluap;

  3. Tumpukan sampah yang menyumbat aliran air;

  4. Pembangunan tak terkendali terutama di daerah dekat sungai dan cekungan yang mempercepat aliran banjir.

Gubernur Bali menyatakan akan menggunakan Dana Belanja Tidak Terduga (BTT) untuk mengatasi kerusakan, mempercepat pemulihan kawasan heritage, dan membersihkan sisa lumpur. Pemerintah juga bekerja sama dengan TNI/BPBD untuk mempercepat bantuan serta mengantisipasi bencana susulan.


Langkah Pemulihan dan Pencegahan

Langkah pemulihan jangka pendek telah dilakukan:

  • Evakuasi korban dan penyelamatan jiwa;

  • Mengamankan area rawan longsor atau roboh;

  • Pembersihan lumpur dan material banjir.

Namun, ke depan, diperlukan upaya berkelanjutan seperti:

  • Penguatan tata air dan saluran drainase;

  • Normalisasi sungai dan pengerukan sedimentasi;

  • Penerapan perencanaan pembangunan ramah lingkungan (hijau);

  • Edukasi masyarakat tentang kesiapsiagaan bencana;

  • Perlindungan terhadap bangunan heritage agar tidak mudah rusak saat intensitas hujan tinggi.


Kesimpulan

Banjir Bali yang dipicu hujan deras telah menelan korban jiwa dan menimbulkan kerusakan luas, terutama di kota Denpasar, Jembrana, Gianyar, Badung, dan Tabanan. Dengan sembilan tewas, enam hilang, dan ratusan rumah rusak, bencana ini menunjukkan betapa pentingnya kesiapsiagaan dan penyusunan infrastruktur yang tahan bencana.

Ke depan, kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga terkait menjadi kunci. Dengan demikian, tidak hanya pemulihan yang cepat, tetapi juga keberlanjutan perlindungan terhadap wilayah rentan banjir di Bali.

Semoga Allah merahmati korban dan mempermudah proses pemulihan Bali.

Baca Juga : Kabar Terbaru

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *