disapedia.com Banyak orang di Indonesia menyukai jeroan—bagian dalam tubuh hewan seperti hati, usus, babat, paru, atau limpa—karena rasanya yang gurih dan teksturnya yang khas. Namun, di sisi lain, muncul anggapan bahwa makan jeroan bisa menyebabkan berbagai penyakit seperti kolesterol tinggi, asam urat, atau gangguan jantung. Lalu, apakah hal ini benar adanya atau sekadar mitos yang belum terbukti secara ilmiah?
Untuk menjawabnya, mari kita bahas secara menyeluruh dari sisi gizi, kesehatan, hingga cara konsumsi yang lebih aman. Dengan begitu, kamu bisa menikmati jeroan tanpa rasa bersalah—namun tetap menjaga kesehatan tubuh.
Kandungan Gizi dalam Jeroan: Kaya Nutrisi tapi Perlu Waspada
Pertama-tama, penting untuk memahami bahwa jeroan sebenarnya kaya akan zat gizi. Misalnya, hati sapi mengandung zat besi, vitamin B12, folat, dan protein yang sangat bermanfaat bagi tubuh. Kandungan ini sangat baik untuk membantu pembentukan sel darah merah dan menjaga daya tahan tubuh.
Namun, di balik kelebihannya, jeroan juga memiliki kelemahan utama, yaitu tingginya kadar kolesterol dan purin. Kadar kolesterol yang berlebihan dapat meningkatkan risiko penyumbatan pembuluh darah, sementara purin yang tinggi bisa meningkatkan kadar asam urat dalam darah.
Dengan demikian, walaupun jeroan mengandung banyak manfaat, konsumsi berlebihan justru bisa membahayakan kesehatan.
Benarkah Jeroan Menyebabkan Kolesterol Tinggi?
Banyak yang percaya bahwa makan jeroan bisa langsung menaikkan kadar kolesterol darah. Hal ini tidak sepenuhnya salah, tetapi juga tidak selalu benar. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa peningkatan kolesterol dalam darah tidak hanya disebabkan oleh makanan tinggi kolesterol, tetapi juga oleh faktor genetik, pola makan keseluruhan, dan gaya hidup.
Meski demikian, jeroan memang mengandung kolesterol dalam jumlah tinggi. Misalnya, 100 gram hati sapi bisa mengandung hingga 350 mg kolesterol, sementara batas asupan harian kolesterol yang direkomendasikan hanya sekitar 300 mg per hari. Karena itu, jika kamu sudah mengonsumsi jeroan dalam jumlah banyak, maka sebaiknya kurangi sumber lemak jenuh lainnya seperti gorengan atau daging berlemak.
Hubungan Jeroan dengan Asam Urat
Selain kolesterol, jeroan juga dikenal sebagai penyebab asam urat. Kandungan purin di dalamnya dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah, yang akhirnya menumpuk dan menyebabkan rasa nyeri pada persendian.
Namun, hal ini baru menjadi masalah jika dikonsumsi terlalu sering dan berlebihan. Dalam porsi kecil dan dengan pola makan seimbang, jeroan sebenarnya masih bisa dinikmati sesekali. Bahkan, beberapa ahli gizi menyarankan agar konsumsi jeroan dibatasi hanya sekali dalam dua minggu untuk menjaga kadar asam urat tetap stabil.
Mitos atau Fakta: Jeroan Bisa Menyebabkan Penyakit Jantung
Pernyataan ini ada benarnya, tetapi tergantung dari seberapa sering dan dalam jumlah berapa jeroan dikonsumsi. Kandungan kolesterol dan lemak jenuh dalam jeroan memang dapat meningkatkan risiko penyumbatan pembuluh darah, yang berujung pada penyakit jantung koroner.
Namun, bukan berarti jeroan harus dihindari sepenuhnya. Yang lebih penting adalah menyeimbangkan asupan makanan. Jika seseorang jarang mengonsumsi makanan berlemak dan rutin berolahraga, makan jeroan sesekali tidak akan langsung menimbulkan penyakit jantung. Dengan kata lain, gaya hidup secara keseluruhan lebih menentukan dibandingkan hanya satu jenis makanan.
Cara Aman Mengonsumsi Jeroan agar Tetap Sehat
Agar tetap bisa menikmati jeroan tanpa rasa takut, berikut beberapa tips sehat mengonsumsinya:
-
Batasi frekuensi konsumsi
Cukup satu kali dalam dua minggu. Hindari menjadikan jeroan sebagai menu utama harian. -
Pilih jeroan yang segar dan bersih
Pastikan jeroan tidak berbau busuk atau berlendir karena bisa menandakan bakteri berbahaya. -
Masak dengan cara yang sehat
Hindari menggoreng dengan minyak berulang. Lebih baik direbus, ditumis ringan, atau dipanggang. -
Kombinasikan dengan sayur dan buah
Serat dari sayur dan buah membantu mengikat kolesterol jahat dan menjaga keseimbangan nutrisi. -
Perhatikan kondisi tubuh
Jika kamu memiliki riwayat kolesterol tinggi, asam urat, atau penyakit jantung, sebaiknya hindari konsumsi jeroan sama sekali.
Pandangan Ilmiah tentang Konsumsi Jeroan
Dalam pandangan medis, tidak ada makanan yang sepenuhnya buruk. Semua tergantung dari jumlah, frekuensi, dan cara konsumsi. Bahkan jeroan yang dianggap “jahat” pun memiliki manfaat bila dikonsumsi dengan bijak.
Sebagai contoh, hati sapi sangat kaya vitamin A dan zat besi, yang baik untuk mencegah anemia dan menjaga penglihatan. Namun, bila dikonsumsi berlebihan, justru bisa menyebabkan hipervitaminosis A atau kelebihan vitamin A dalam tubuh.
Dengan kata lain, keseimbangan adalah kunci utama dalam menjaga pola makan sehat.
Kesimpulan: Nikmati dengan Bijak, Hidup Tetap Sehat
Jadi, apakah benar makan jeroan bisa menyebabkan berbagai penyakit?
Jawabannya: bisa iya, bisa tidak — tergantung dari cara dan frekuensi konsumsinya. Jeroan bukanlah musuh, tetapi juga bukan makanan yang bisa dikonsumsi setiap hari tanpa batas.
Agar tubuh tetap sehat, usahakan untuk menjaga pola makan seimbang, berolahraga teratur, serta menghindari kebiasaan buruk seperti merokok dan begadang. Dengan begitu, kamu tetap bisa menikmati sepiring soto babat atau sambal goreng hati tanpa rasa khawatir.
Baca Juga : Kabar Terbaru











