
13 Maret 2025 – Pemilihan Umum Inggris yang dijadwalkan pada 7 Mei 2025 semakin mendekat, dan perhatian publik tertuju pada kandidat-kandidat yang bersaing memperebutkan kursi Perdana Menteri. Tiga tokoh utama yang mencuat dalam kontestasi politik ini adalah petahana Perdana Menteri Sir Keir Starmer dari Partai Buruh, Nigel Farage dari Reform UK, dan Kemi Badenoch dari Partai Konservatif. Berikut ulasan mengenai posisi dan peluang masing-masing kandidat berdasarkan berita hari ini.
Sir Keir Starmer: Mempertahankan Kepemimpinan Partai Buruh
Sir Keir Starmer, yang menjabat sebagai Perdana Menteri sejak kemenangan Partai Buruh dalam Pemilu 2024, berupaya mempertahankan posisinya. Di bawah kepemimpinannya, Partai Buruh berhasil mengakhiri 14 tahun dominasi Partai Konservatif dengan meraih mayoritas sederhana, memperoleh 411 kursi dari total 650 kursi di parlemen.
Baru-baru ini, survei yang dilakukan oleh JL Partners menunjukkan peningkatan popularitas Starmer. Ia unggul 11 poin atas pemimpin Partai Konservatif, Kemi Badenoch, dan 10 poin di atas Nigel Farage dari Reform UK. Peningkatan ini sebagian besar dikaitkan dengan upaya diplomatiknya, termasuk pertemuan dengan mantan Presiden AS, Donald Trump, yang dianggap berhasil meningkatkan citra internasional Inggris.
Nigel Farage: Reform UK dan Tantangan bagi Partai Tradisional
Nigel Farage, pemimpin Reform UK, muncul sebagai penantang serius dalam pemilu kali ini. Partainya berhasil menarik perhatian publik dengan menawarkan alternatif terhadap kebijakan partai-partai tradisional. Dalam survei terbaru, Reform UK memimpin dengan 25% dukungan, menggeser Partai Buruh yang memperoleh 24%, sementara Partai Konservatif tertinggal di angka 21%.
Farage berhasil memanfaatkan ketidakpuasan publik terhadap kebijakan pemerintah saat ini, seperti kenaikan pajak dan isu imigrasi. Dukungan finansial yang signifikan, termasuk dari tokoh-tokoh seperti taipan properti Nick Candy, memperkuat posisi Reform UK dalam kancah politik nasional. Namun, tantangan terbesar bagi Farage adalah mengubah popularitas menjadi kursi parlemen, mengingat sistem pemilihan Inggris yang cenderung menguntungkan partai-partai besar.
Kemi Badenoch: Upaya Partai Konservatif untuk Bangkit Kembali
Kemi Badenoch, pemimpin baru Partai Konservatif, menghadapi tugas berat untuk mengembalikan kejayaan partainya setelah kekalahan telak dalam Pemilu 2024. Partai Konservatif kehilangan 244 kursi, termasuk 12 menteri kabinet, dan hanya menyisakan 121 kursi di parlemen.
Meskipun survei menunjukkan Badenoch tertinggal dari Starmer dan Farage, ia tetap optimis dapat mengembalikan kepercayaan publik terhadap Partai Konservatif. Strateginya berfokus pada pembaruan internal partai dan penekanan pada kebijakan ekonomi yang pro-pertumbuhan untuk menarik kembali basis pemilih tradisional mereka.
Analisis dan Prospek Pemilu 2025
Dengan dinamika politik yang terus berkembang, Pemilu 2025 diprediksi akan menjadi salah satu pemilu paling kompetitif dalam sejarah Inggris. Keir Starmer berusaha mempertahankan kepemimpinannya dengan menekankan stabilitas dan diplomasi internasional. Nigel Farage menawarkan perubahan radikal melalui Reform UK, sementara Kemi Badenoch berupaya merevitalisasi Partai Konservatif.
Para pemilih akan menentukan arah masa depan Inggris, dan hasil pemilu ini akan memberikan dampak signifikan pada kebijakan domestik dan posisi internasional negara tersebut. Dengan survei yang menunjukkan persaingan ketat, semua mata tertuju pada perkembangan kampanye dan strategi yang akan diterapkan oleh masing-masing kandidat dalam beberapa minggu mendatang.