disapedia.com Di era digital yang serba cepat, Gen Z tidak hanya dituntut untuk melek teknologi, tapi juga melek finansial. Kemampuan mengelola uang kini menjadi keterampilan dasar yang tak bisa ditawar, apalagi di tengah gempuran gaya hidup konsumtif, tren investasi, dan tantangan ekonomi yang makin kompleks.
Jadi, mengapa literasi keuangan penting untuk Gen Z? Apa saja yang harus dikuasai? Dan bagaimana memulainya agar tidak tersesat dalam arus pengeluaran? Yuk, simak ulasan lengkap ini. Dengan lebih banyak kata-kata transisi, kamu akan diajak menelusuri literasi keuangan dengan cara yang runtut dan praktis.
Apa Itu Literasi Keuangan dan Mengapa Penting untuk Gen Z?
Pertama-tama, literasi keuangan adalah kemampuan memahami dan menggunakan berbagai keterampilan keuangan, termasuk manajemen uang, budgeting, menabung, hingga investasi.
Untuk Gen Z, yang tumbuh dalam era cashless dan digitalisasi, pemahaman finansial menjadi modal utama. Tidak hanya untuk bertahan, tetapi juga untuk berkembang secara produktif dan mandiri.
Lebih dari itu, literasi keuangan membantu Gen Z:
Realita Finansial Gen Z: Banyak Tantangan, Tapi Penuh Peluang
Di satu sisi, Gen Z punya keunggulan karena melek teknologi dan punya akses ke informasi finansial dari berbagai platform. Namun, di sisi lain, mereka juga mudah tergoda dengan gaya hidup instan seperti:
-
Nongkrong setiap hari
-
Beli barang viral demi eksistensi
-
Cicilan paylater tanpa hitungan matang
Transisi dari remaja ke dewasa ini sangat menentukan. Oleh karena itu, bekal literasi keuangan harus dibangun sejak awal, agar mereka tidak terjerumus ke dalam krisis keuangan di usia muda.
Langkah Awal: Kenali Sumber dan Tujuan Keuangan
Sebelum mulai mengatur keuangan, hal paling dasar yang perlu dilakukan Gen Z adalah mengenali sumber pemasukan dan menentukan tujuan keuangan.
Misalnya:
-
Uang saku dari orang tua
-
Pendapatan dari freelance atau bisnis kecil
-
Beasiswa atau hadiah lomba
Kemudian, tujuan keuangan bisa berupa:
-
Tabungan pendidikan
-
Modal usaha kecil
-
Dana liburan atau gadget impian
Dengan mengenali ini, kamu bisa membuat alur arus kas yang lebih jelas. Maka dari itu, perencanaan keuangan pun lebih terarah.
Buat Anggaran: Kunci Menghindari Pemborosan
Langkah selanjutnya adalah membuat anggaran bulanan, walaupun masih hidup dengan uang saku. Konsep 50:30:20 bisa diterapkan:
-
50% untuk kebutuhan pokok: makan, transportasi, kuota
-
30% untuk keinginan: nongkrong, hiburan
Dengan anggaran ini, kamu belajar disiplin dan mulai memahami pentingnya mengalokasikan uang secara bijak, bahkan sebelum mendapatkan gaji tetap.
Tabungan Dulu, Baru Belanja
Prinsip keuangan sehat sangat menekankan: simpan uang terlebih dahulu sebelum menggunakannya. Banyak Gen Z yang melakukan sebaliknya, yaitu belanja dulu, lalu menabung dari sisa uang.
Kebiasaan ini justru membuat tabungan menjadi tidak konsisten. Maka dari itu, penting untuk menyisihkan sebagian pemasukan langsung setelah diterima, bahkan jika nominalnya kecil.
Karena pada akhirnya, yang membentuk kekayaan bukanlah jumlah besar dalam satu waktu, melainkan konsistensi kecil dalam waktu lama.
Manfaatkan Teknologi Finansial
Salah satu keunggulan Gen Z adalah mereka hidup di tengah pesatnya inovasi finansial digital. Kini, ada banyak aplikasi keuangan yang bisa membantu dalam:
-
Mencatat pemasukan dan pengeluaran
-
Mengatur anggaran bulanan
-
Menyimpan uang secara otomatis
-
Investasi mikro mulai dari Rp10.000
Dengan aplikasi seperti Jenius, Bibit, Ajaib, atau Ternak Uang, Gen Z bisa belajar investasi dan manajemen finansial sejak dini, dengan risiko rendah dan fitur edukatif.
Belajar Investasi: Lebih Awal Lebih Baik
Literasi keuangan bukan hanya soal menabung dan hemat, tapi juga berani belajar investasi. Tentu, bukan berarti harus langsung terjun ke saham tanpa ilmu. Namun, dengan banyaknya platform edukasi, Gen Z bisa memulai investasi:
Lebih penting lagi, pemahaman soal risiko dan profil investasi juga harus dikuasai. Sehingga, keputusan keuangan yang diambil tidak sekadar ikut-ikutan tren, tetapi berdasar logika dan analisis.
Pahami Konsep Darurat dan Asuransi
Banyak Gen Z yang belum sadar pentingnya dana darurat. Padahal, situasi tak terduga seperti sakit, kecelakaan, atau kehilangan pekerjaan bisa terjadi kapan saja.
Idealnya, kamu memiliki dana darurat minimal:
-
3 kali pengeluaran bulanan jika lajang
-
6 kali pengeluaran bulanan jika sudah berkeluarga
Selain itu, memiliki asuransi kesehatan dasar juga penting, terutama bagi yang sudah tidak ditanggung orang tua. Ini adalah bentuk perlindungan finansial jangka panjang yang sering diabaikan.
Edukasi Finansial dari Sumber Terpercaya
Kelebihan akses informasi yang dimiliki Gen Z juga membawa tantangan. Banyak influencer yang menyebarkan informasi keuangan yang tidak valid, bahkan menjebak ke dalam skema palsu.
Oleh karena itu, pastikan belajar keuangan dari sumber seperti:
-
Literasi OJK (Otoritas Jasa Keuangan)
-
Webinar keuangan kampus
-
Buku keuangan seperti Rich Dad Poor Dad atau The Psychology of Money
-
Podcast dan YouTube edukatif yang kredibel
Dengan demikian, kamu tidak hanya mendapatkan informasi, tetapi juga pemahaman yang benar.
Kesimpulan: Kunci Masa Depan Gen Z Ada pada Literasi Keuangan
Di tengah dunia yang berubah cepat, Gen Z perlu lebih dari sekadar semangat dan kreativitas. Mereka juga harus dibekali dengan literasi keuangan yang kuat. Karena di era modern ini, yang melek finansial akan selangkah lebih maju, baik dalam produktivitas maupun kualitas hidup.
Mulailah dari yang sederhana: buat anggaran, sisihkan tabungan, dan kenali risiko keuangan. Gunakan teknologi sebagai alat bantu, bukan sebagai jebakan konsumtif. Dan yang terpenting, jadilah Gen Z yang tidak hanya cerdas digital, tetapi juga cerdas finansial.
baca juga : Berita Terkini