Pagar Laut di Desa Kohod Masih Berdiri Kokoh, Nelayan: ‘Kami Merasa Dibohongi!’

pagar laut desa kohod
pagar laut desa kohod
banner 468x60

Desa Kohod, (Berita Hari Ini) – Pagar laut sepanjang 1,2 kilometer yang dibangun di pesisir Desa Kohod, Kabupaten Pantura, masih berdiri kokoh hingga saat ini. Namun, proyek yang digadang-gadang sebagai solusi abrasi dan pelindung permukiman warga justru menuai protes dari nelayan setempat. “Kami merasa dibohongi. Pagar ini tidak membantu kami, malah merusak area tangkapan ikan,” ujar Sutrisno (45), nelayan lokal, dalam wawancara eksklusif dengan tim Berita Terpercaya.

Proyek Miliaran yang Jadi Sorotan Berita Viral

Pagar laut tersebut dibangun pada 2018 dengan anggaran mencapai Rp8,5 miliar dari dana APBD. Pemerintah kabupaten kala itu menjanjikan proyek ini akan melindungi permukiman warga dari ancaman abrasi dan gelombang tinggi. Namun, enam tahun berjalan, nelayan mengaku tidak merasakan manfaatnya.

“Setelah pagar dibangun, arus laut justru berubah. Tempat kami biasa mencari ikan kini tertutup karang mati. Kapal kecil pun sulit bersandar,” keluh Marni (38), istri nelayan yang turut bergantung pada hasil tangkapan suaminya. Proyek yang sempat viral di media sosial ini kembali menjadi sorotan setelah warga membagikan video kondisi terkini pagar laut di platform TikTok dengan tagar #KohodDibohongi.


Klaim Pemerintah vs Realita di Lapangan: Berita Terkini yang Menghebohkan

Berdasarkan investigasi Berita Terkini, dokumen perencanaan proyek menyebutkan bahwa pagar laut dirancang untuk bertahan 10 tahun. Namun, nelayan menuding pembangunan dilakukan tanpa melibatkan masyarakat. “Mereka hanya pasang beton, tidak ada konsultasi dengan kami yang setiap hari berhadapan dengan laut,” tambah Sutrisno.

Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pantura, Agus Widodo, membantah tudingan warga. “Proyek ini sudah melalui studi kelayakan. Jika ada kerusakan ekosistem, itu dipengaruhi faktor alam seperti perubahan iklim,” tegasnya dalam konferensi pers kemarin. Sayangnya, pernyataan ini tidak meredam kemarahan warga yang kini menggalang petisi daring untuk menuntut evaluasi proyek.


Dampak Ekologi dan Sosial: Berita Terpercaya Ungkap Fakta Menyedihkan

Tim Berita Terpercaya melakukan peninjauan langsung ke lokasi dan menemukan fakta mencengangkan:

  1. Ekosistem Rusak: Area di sekitar pagar laut dipenuhi sampah dan karang mati, mengganggu habitat ikan.
  2. Penurunan Hasil Tangkapan: Nelayan mengaku pendapatan mereka turun 40% sejak pagar laut berdiri.
  3. Abrasi Masih Terjadi: Di sisi timur desa, abrasi justru semakin parah, menggerus puluhan meter garis pantai.

“Proyek ini seperti hanya untuk menghabiskan anggaran. Kami butuh solusi nyata, bukan sekadar beton yang tidak jelas fungsinya,” protes Darmadi, ketua Kelompok Nelayan Kohod.


Viral di Media Sosial: Masyarakat Desak Audit Transparan

Isu ini semakin panas setelah video dokumentasi warga yang menunjukkan kondisi pagar laut dan tangkapan ikan yang minim viral di Twitter (X) dengan ribuan retweet. Banyak netizen mengecam pemerintah daerah dan mendesak dilakukan audit independen. “Ini contoh klasik proyek mercusuar yang tidak menyentuh kebutuhan rakyat kecil,” tulis seorang akun @SaveMarineLife.

Ahli ekologi kelautan dari Universitas Pesisir Nusantara, Dr. Anindita Putri, M.Si., juga menyoroti kesalahan perencanaan. “Pagar laut harusnya dibangun dengan memperhatikan arus dan partisipasi masyarakat. Jika tidak, dampaknya justru merugikan,” paparnya.


Apa Langkah Selanjutnya?

Warga Desa Kohod berencana mengajukan gugatan ke Ombudsman Republik Indonesia jika pemerintah daerah tidak segera menindaklanjuti keluhan mereka. Sementara itu, pagar laut yang menghabiskan miliaran rupiah itu tetap berdiri kokoh, menjadi saksi bisu penderitaan nelayan yang semakin terpuruk.

“Kami hanya ingin laut kembali seperti dulu. Ini bukan hanya tentang ikan, tapi tentang masa depan anak cucu kami,” tutup Sutrisno dengan suara parau

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *