Sejarah Getuk Goreng: Ikon Kuliner Purwokerto

Getuk goreng adalah contoh nyata bagaimana inovasi sederhana dapat menghasilkan produk kuliner yang melegenda.
Getuk goreng adalah contoh nyata bagaimana inovasi sederhana dapat menghasilkan produk kuliner yang melegenda.
banner 468x60

disapedia.com Getuk goreng merupakan salah satu camilan khas yang identik dengan Purwokerto, Jawa Tengah. Kudapan manis dan gurih ini tidak hanya digemari oleh masyarakat lokal, tetapi juga menjadi oleh-oleh favorit bagi wisatawan yang berkunjung ke daerah tersebut. Namun, tahukah Anda bahwa getuk goreng memiliki sejarah panjang yang menarik dan berawal dari kreativitas seorang penjual makanan keliling?

Awal Mula Getuk Goreng

Pada tahun 1918, seorang penjual nasi rames keliling bernama Sanpirngad di daerah Sokaraja, Purwokerto, menghadapi masalah dengan dagangan getuk basahnya yang tidak laku terjual. Getuk basah, yang terbuat dari singkong dan gula kelapa, memiliki umur simpan yang singkat dan cepat basi. Untuk menghindari pemborosan, Sanpirngad mencoba menggoreng getuk basah yang tersisa dan menjualnya kembali keesokan harinya. Tak disangka, getuk goreng tersebut justru disukai oleh para pembeli karena rasanya yang unik dan teksturnya yang renyah di luar namun lembut di dalam .

Bacaan Lainnya
banner 300x250

Perkembangan dan Popularitas

Melihat respon positif dari pelanggan, Sanpirngad mulai memproduksi getuk goreng secara rutin. Awalnya, getuk goreng disajikan secara gratis di warung rames miliknya sebagai pelengkap. Namun, karena permintaan yang terus meningkat, pada tahun 1924, getuk goreng mulai dijual secara komersial. Usaha ini kemudian diteruskan oleh menantunya, H. Tohirin, yang berhasil mempopulerkan getuk goreng hingga menjadi ikon kuliner Purwokerto .

Ciri Khas Getuk Goreng Sokaraja

Getuk goreng khas Sokaraja memiliki cita rasa manis dan gurih yang berasal dari kombinasi singkong dan gula kelapa. Teksturnya yang renyah di luar dan lembut di dalam membuatnya menjadi camilan yang digemari berbagai kalangan. Selain rasa original, kini getuk goreng juga tersedia dalam berbagai varian rasa seperti coklat, durian, nangka, dan nanas untuk memenuhi selera konsumen yang beragam .

Peran H. Tohirin dalam Melestarikan Getuk Goreng

H. Tohirin, menantu dari Sanpirngad, memainkan peran penting dalam melestarikan dan mempopulerkan getuk goreng. Dengan membuka toko getuk goreng di Sokaraja, H. Tohirin berhasil menjadikan camilan ini sebagai oleh-oleh khas Purwokerto yang terkenal hingga ke berbagai daerah. Bahkan, hingga kini, toko getuk goreng H. Tohirin masih beroperasi dan menjadi destinasi kuliner yang wajib dikunjungi oleh wisatawan .

Getuk Goreng sebagai Warisan Budaya

Getuk goreng tidak hanya sekadar camilan, tetapi juga merupakan bagian dari warisan budaya kuliner Jawa Tengah. Keunikan proses pembuatannya dan sejarah panjangnya menjadikan getuk goreng sebagai simbol kreativitas dan ketekunan masyarakat lokal dalam menghadapi tantangan. Oleh karena itu, getuk goreng diusulkan sebagai warisan budaya tak benda oleh pemerintah daerah setempat

Kesimpulan

Getuk goreng adalah contoh nyata bagaimana inovasi sederhana dapat menghasilkan produk kuliner yang melegenda. Berawal dari upaya seorang penjual makanan untuk menghindari pemborosan, getuk goreng kini menjadi ikon kuliner Purwokerto yang dikenal luas. Dengan cita rasa khas dan sejarah yang menarik, getuk goreng tidak hanya memanjakan lidah, tetapi juga mengingatkan kita akan pentingnya kreativitas dan ketekunan dalam menghadapi tantangan

baca juga : berita terbaru

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *