Pembongkaran Pagar Laut Tangerang: Progres Terbaru

pagar laut
banner 468x60

Sejak 16 April 2025, Pemerintah Provinsi Banten bersama KKP memulai pembongkaran sisa pagar laut di Desa Kohod, Kabupaten Tangerang yang sebelumnya membentang sepanjang sekitar 1 kilometer.
Hingga hari kedua, tim gabungan berhasil membongkar sekitar 400 meter pagar laut, didukung oleh nelayan dan HNSI Kabupaten Tangerang.
Proyek ini ditargetkan rampung pada 23 April 2025 dengan melibatkan excavator, ponton, tugboat, serta speedboat untuk mempercepat proses dan mengatasi kendala kekuatan material bambu.

Latar Belakang Pagar Laut di Tangerang

Munculnya pagar laut misterius di perairan utara Kabupaten Tangerang menimbulkan keresahan karena menghalangi akses nelayan tradisional menuju laut lepas.
Pagar bambu ini pertama kali viral pada Januari 2025, membentang lebih dari 30,16 kilometer di beberapa titik seperti Tanjung Pasir, Kronjo, dan Mauk.

Upaya Awal Pembongkaran

Operasi pembongkaran pertama kali digelar pada 18 Januari 2025 oleh TNI AL bersama nelayan dengan metode manual dan kapal tugboat.
Pada 23 Januari 2025, hampir 500 meter pagar berhasil dicabut dengan cara ditarik oleh tugboat agar bambu tidak patah dan proses lebih efisien.
Cuaca buruk dan gelombang tinggi sempat menghentikan operasi selama empat hari pada awal Februari 2025, menunda progres pembongkaran.
Meski demikian, hingga pertengahan Februari 2025 lebih dari 18 kilometer pagar berhasil dibongkar, namun sebagian besar struktur bambu masih tersisa.
Sisa sekitar 600 meter pagar laut kemudian diprioritaskan untuk dibongkar pada pertengahan April 2025.

Pembongkaran Sisa Pagar Laut April 2025

Pembongkaran sisa pagar laut di Desa Kohod kembali digulirkan sejak 16 April 2025 oleh Pemprov Banten dan KKP.
Kepala DKP Provinsi Banten, Eli Susiyanti, menyatakan bahwa sisa pagar sepanjang sekitar satu kilometer ditarget selesai pada 23 April 2025.
Untuk memaksimalkan efisiensi, digunakan kombinasi manual, excavator long arm pada ponton, serta tugboat untuk menarik batang bambu yang sangat kuat.
Hasil awal menunjukkan tim gabungan berhasil menyingkirkan sekitar 400 meter pagar laut dalam dua hari kerja.
Peran nelayan lokal melalui HNSI sangat vital dalam mengumpulkan potongan bambu agar tidak mencemari laut.
Personel Ditjen PSDKP dan speedboat KKP juga diterjunkan untuk pemantauan dan keamanan area operasi.

Tantangan dan Kendala

Cuaca ekstrem dan gelombang tinggi memperlambat proses pembongkaran karena risiko kerusakan alat dan keselamatan personel.
Material bambu yang tebal dan menancap dalam ke dasar laut menuntut penggunaan alat berat dan metode penarikan yang tepat.
Koordinasi lintas instansi antara DPUPR, DKP, KKP, dan TNI AL diperlukan untuk mengatur logistik dan akses ke lokasi pembongkaran yang cukup menantang.

Dampak terhadap Nelayan dan Masyarakat Pesisir

Pembongkaran ini diharapkan mengembalikan akses nelayan tradisional menuju laut lepas sehingga produktivitas tangkapan ikan meningkat.
Setelah sebagian pagarlaut dibongkar, nelayan di Kabupaten Tangerang mulai kembali melaut dan memulihkan mata pencaharian mereka.

Prediksi Selesai dan Langkah Berikutnya

Jika target 23 April 2025 tercapai, maka seluruh pagar laut ilegal di perairan Tangerang akan tuntas dibongkar.
Setelah pembongkaran, Pemprov Banten dan KKP akan memperkuat pengawasan untuk mencegah pemasangan pagarlaut ilegal baru di masa mendatang.

Kesimpulan

Pembongkaran pagar laut di Tangerang memperlihatkan kemajuan signifikan melalui kolaborasi multi-instansi dan masyarakat, serta penerapan metode yang lebih efisien.
Pemantauan dan pengawasan lanjutan akan menjadi kunci agar hak nelayan terpenuhi dan keseimbangan ekosistem pesisir terjaga

berita terkini : prabowo perintahkan deregulasi industri tekstil bisa kolaps

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *